Senin, 23 Maret 2015

kreativitas

I. Pendahuluan pengertian kreativitas (definisi konsepsional, kreativitas 4P= produk, proses, pendorong pribadi) Pendekatan Pribadi Kreatif Menurut Hulbeck (1945) pribadi kreatif di defininisikan sebagai "Creative avtion is an imposing of one's own whole personality on the environment in a unique an characteristic way". Tindakan kreatif munsul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya (Hulbeck 1945 dalam utami munandar 1980,1999: 26). Menurut Stainberg (1998) terdapat tiga segi dalam Kreatifitas (three-facet model of creativity). Ia menyatakan Kreatifitas adalah pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis yaitu, intelegensi, gaya kongnisi(congnitive style) dan kepribadian atau motivasi. Secara bersama tiga segi pikiran tersebut membantu memahami apa yang melatar belakangi individu yang kreatif (Stainberg 1988 dalam Davis 1993:40) Intelegensi, yang di sebut intelegensi adalah sesuatu yg menekankan pada kemampuan verbal, pemikiran yang lancar, pengetahuan perencanaan perumusan masalah, representasi mental, keterampilan membuat keputusan dan keseimbangan dan integrasi intelektual secara umum (Steinberg 1988,1991) dalam Davis 1993:41-42). Gaya kognisi (cognitive style) atau gaya intelektual (intelectual style) atau pengaturan diri mental (mental self-government), di dapat pada seseorang yang menunjukan kelonggaran dari keterkaitan pada aturan konvensi, suatu pilihan atau membuat aturan sendiri dan mengerjakan sesuatu dengan caranya sendiri, kegemaran pada masalah yang tidak terlalu terstruktur, kesukaan menulis membuat disain, mencipta (creating), tertarik pada perkerjaan yang menuntut Kreativitas seperti ilmuan (scient) artis penanam modal perbankkan atau arsitek (Steinberg 1988,1991 dalam Davis 1993:43). Dimensi kepribadian/motivasi, meliputi ciri-ciri kreatif: toleransi terhadap kebermaknaan ganda (ambiguity) kelenturan (flexibility), dorongan untuk berprestasi dan mendapatkan pengakuan (recoqnation), keuletan dalam menghadapi rintangan(obstacles), keinginan untuk mengembangkan kinerja yang kreatif, pengambilan resiko yang moderat (Steinberg 1988, 1991 dalam Davis 1993:44). Selanjutnya menurut Steinberg dan Lubary (1995,dalam Sternberg & O'Hara 1999) menyatakan bahwa ada enam elemen yang menyatu nembentuk kreativitas. keenam elemen tersebut adalah: intelegensi, pengetahuan,gaya berpikir, kepribadian,motivasi, dan lingkungan. Intelegensi termasuk salah satu kekuatan yang bergabung mempengaruhi perilaku dan pikiran kreatif. Berdasarkan teori triachic human intelligence dari Sternberg,tiga aspek intelegensi yang mempengaruhi kreatitivitas adalah : sintetis, analisis dan kemampuan praktis. kemampuan sintesis adalah kemampuan membangkitkan ide yang baru, berkualitas tinggi sesuai dengan tugas. Karena kreativitas dupabdang sebagai sesuatu yang baru berkualitas tinggi dan sesuai dengan tugas, maka kreativitas bervariasi berdasar pribadi, tugas dan lingkungannya. Peran analisis dan inteligensi dalam penerapan kreativitas berkaitan dengan kemampuan mengevaluasi ide-idenya sendiri, kemudian memasukan ide yang mana vermakba untuk diterusjan, kemampuan analisis dapat digunakan lebih labjut untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan ide tersebut, sehingga dapat di temukan cara penyempurnakan ide tersebut. Pribadi dengan kemampuan sintesisnya tinggi tetapi kemampuan analisis rendah, mungkin membutuhkan orang lain untuk berperan sebagai evaluator. Kemampuan praktis, yaitu kemampuan menerapkan kemampuan intelektual dalam konteks kehidupan sehari-hari. Karena ide-ide kreatif cenderung sering ditolak, maka penting sekali orang yang ingib kreativitasnya berdampak, harus menemukan cara mengkomunikasikan ide secara efektif, dan belajar mempengaruhi orang lain mengenai keunggulan ide-idenya. b) Pendekatan Proses Kreatif Torrance (1955,1988) Kreatifitas didefinisikan sebagai ptises yang menyerupai langkah- langkah dalam metode ilmiah, yaitu: Memahami adanya kesulitan,masalah kesenjangan informasi,elemen yang hilang sesuatu yang menyimpang (askew). Memperkirakan dan merumuskan hipotesis tentang perbedaan-perbedaan. Menilai dan mengetes perkiraan (guesses) dan hipotesis. Memperbaiki dan mengetes kembali. Mengkomunikasikan hasil (Torrance 1988:47 dalam Davis 1993 :43). Definisi Torrance tersebut bersifat unik karena meliputi seluruh langkah-langkah kreatif mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil. c) Pendekatan Produk Kreatif Definisi yang terfokus pada produk kreatif menekankan unsur orisinalitas, kebaruan, kebermaknaan. Definisi yang menekankan kebaruan atau hal-hal yang baru seperti di kemykakan (Baron,1969 dalam Davis 1993: 47) sebagai berikut : Creativity may be defined quite simply, as the ability to bring something new into existence". " Kreatifitas dapat didefinisikan sangat sederhana sebagai kemampuan menciptakan sesuatu yang baru". Definisi-definisi lain yang menekankan kebaruan adalah definisi Newell, Show &Simon (1962, Baron 1969; May 1959; Rhodes 1961; Laswell dalam Fabun 1968, Murray 1960 dalam Davis 1993: 47-48). Sedang yang menekankan pada orisinalitas, misalnya pernyataan Mason (1960) sebagai berikut :" Creativeness in the best sense of word, requires two things : an original concept,or" idea", and benefit to someone (Mason 1960 dalam Davis1993:48). Kretifitas dalam pemahaman yang paling baik, mempersyaratkan dua hal : suatu konsep atau ide yang orisinal dan suatu keuntungan bagi seseorang. d) Pendekatan Pendorong Kreatif (press) Pendekatan yang keempat pada Kreatifitas terfokus pada dorongan kreatif, sosial dan lingkungan psikologi. ini berarti terdapat dua macam dorongan yaitu internal (dari diri sendiri) maupun dorongan eksternal (dari lingkungan sosial psikologi). Menurut Simpson dalam Veron (1982 dalam Utami Munandar 1999: 28) dorongan internal merupakan : " the intiative that one manifest by his power to break away from the usual sequence of though". inisiatif yang dimanifestasikan dengan dorongan untuk keluar dari seluruh pemikiran yang biasa. Mengenai dorongan dari lingkungan ada lingkungan yang tidak menghargai imajinasi atau fantasi dan menekankan kreativitas dan inovasi. 2. Definisi operasional dari kreativitas Kreativitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan berpikir yang kreatif untuk dapat menciptakan sesuatu yang baru ( dapat berbentuk benda, ide, karya, seni, karya ilmiah dll). Walaupun unsur-unsurnya tidak baru (lama) tetapi susunannya atau konfigurasi baru. Disamping adanya unsur-unsur kebaruan terdapat juga unsur orsinalitas dan unsur kebermaknaan sosial dalam produk tersebut. 3. Definisi kreativitas menurut Clark Menurut Clark otak besar (cortex) terbagi atas dua belahan yang dihubungkan oleh sebuah bundelan serabut yang slaing menhubungkan (interconnecting) yang disebut sabagai corpus collosum. Belahan kanan kortex berfungsi untuk mengontrol tubuh bagian kiri, dan belahan kiri korteks mengontrol tunuh bagian kanan. Belahan kiri dan kanan otak menanggapi jenis pengalaman yang berbeda dan menanggapinya secara khas. Wittrock (1980 dalam Clark,1988) menyatakan bahwa kedua belahan otak boleh berbeda satu sama lain karena strategi pengodean yang digunakan dan bukan karena jenis informasi yang dikodekan.Menurut teori ini belahan otak kiri bertanggung jawab bagi pemikiran linear, sequential, analytic dan rational. Sedang pemikiran-pemikiran metaphoric,spatial,holistic merupakan tanggung jawab belahan otak kanan. II. Teori- teori mengenai Kreativitas Teori Psikoanalisis Menurut teori ini pribadi kreatif di pandang sebagai seseorang tang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memunculkan gagasan- gagasan yang di dasari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dan trauma. Teoru Psikianalisis yang berkaitan dengan kreativitas ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: Teori Freud Freud menjelaskan bahwa proses kreatif timbul dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif,mekanisme sublimasi( yaitu suatu bentuk pertahanan dengan perbutan-perbuatan mulia untuk menutupi kegagalan-kegagalan yang telah dilakukan) justru merupakan penyebab utama timbulnya karya-karya kreatif. Misalnya kebutuhan seksual yang tidak dapat di penuhi (jadi merupakan kegagalan), maka terjadi sublimasi dan sublimasi ini merupakan awal dari imajinasi (Utami Munandar,1999). Macam mekanisme pertahanan adalah : Represi, yaitu secara tidak sadar melupakan kenangan tidak menyenangkan untuk diingat Kompensasi, yaitu berusaha mengimbangi ketidakmampuan yang dilakukan secara tidak sadar dengan menonjolkan pada hal lain. Sublimasi yaitu jika tudak mampu memenuhi dorongan seks, mengimbangi dengan kreativitas di bidang seni misalnya menjadi pemain biola. Rasionalisasi,yaitu menjadi percaya bahwa suatu kondisi yang bertentangan dengan apa yang diinginkan sesungguhnya adalah memang hal yang diinginkan, misalnya karena tidak berhasil mendapatkan tiket untuk melihat pertandingan sepak bola kemudian mengatakan bahwa sebenarnya ia tidak tertarik untuk pergi Identifikasi, yaitu ingin menjadi seperti seseorang dengan menerima standar dan nilai orang itu menjadi standar dan nilai diri sendiri. Introjeksi, yaitu menerima standar dan nilai seseorang karena takut untuk tidak sependapat dengan dia Regresi, yaitu kembali keperilaku sebelumnya berhasil jika prilaku saat ini tidak berhasil, misalnya menangis ketika mendapat nilai rendah dengan harapan guru akan mengubah nilainya. Proyeksi, yaitu menganggap seseorang memiliki perasaan terhadap seseorang yang sebaliknya dari perasaan yang sesungguhnya terhadap dia. Pembentukan reaksi, yaitu pengalihan implus yang menimbulkan kecemasan ke implus lawannya, musalnya apabila seseorang merasa benci atau dendam pada orang lain dan kebencian itu menimbulkan kecemasan pada dirinya,maka orang tersebut menampilkan perilaku sayang atau kasih (cinta) untuk menyembunyikan rasa benci tersebut. Pemindahan, yaitu jika takut mengukapkan perasaan terhadap seseorang, perasaan itu di ungkapkan terhadap seseorang yang kurang kuasa, misalnya karena takut menyatakan kemarahan kepada atasan, maka marah-marah pada anak. Kompartementalisasi, yaitu mempunyai dua kepercayaan yang saling bertentangan pada saat yang sama, misalnya meskipun ia sebetulnya bodoh, tetapi ia pintar berhitung. (Freud,S. 1993. Introductory Lectures on Psychoanalysis, dalam Utami Munandar, 1999) Teori Ernst Kris Ernst Kris (1900-1957) menyatakan bahwa mekanisme pertahanan regresi sering memynculkan tindakan kreatif. Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu " memanggil" bahan dari alam pikuran tidak sadar. Seseorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bisa "seperti anak" dalam pemikirannya. Mereka dapat mempertahankan "sikap bermain" mengenai masalah-masalah serius dalam kehidupan. dengan demikian mereka mampu melihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, melakukan regresi demi bertahannya ego. (Regression in the Survive of the Ego dalam Utami Munandar, 1999). Teori Carl Jung Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam tidak sadar yang dalam hal ini ketidaksadaran kolektif (yang nerupakan hasil pengalaman yang sangat berpengaruh dari nenek moyang. misalnya pengalaman traumatis akibat bencana alam, kelaparan atau peperangan yang dahsyat atau berkepanjangan, misalnya Gempa dan badai Tsunami di Aceh) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbul penemuan, teori, seni dan karya-karya baru. (Utami Munandar, 1999). Teori Humanistik Teori Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Teori Humanistik meliputi : Teori Abraham Maslow Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang bisa nenjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut meliputi : a) kebutuhan fisik/biologis (phisically needs), b) kebutuhan rasa aman (security needs), c) kebutuhan cinta dan rasa dimiliki love and beloging needs), d) aktulisasi/ perwujudan diri (self-actualization needs), f) kebutuhan estetika (esthetic needs). Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. keempat kebutuhan pertama disebut kebutuhan"deficiancy". dua kebutuhan berikutnya yaitu aktualisasi diri dan estetika atau transendesi disebut kebutuhan "being" apabila seseorang individu bebas dari neurosis, orang akan berusaha mengaktuslisasikan dirinya sehingga mampu memusatkan pada yang hakiki. mereka dapat mencapai " peak experience" saat mendapatkan kilasan ilham (flash of insight) (Utami Munandar 1999). Teori Carl Rogers Carl Rogers (1902-1987) menyatakan terdapat tiga kondisi internal pribadi yang kreatif yaitu : Keterbukaan terhadap pengalaman Kemampuan untuk menilai situasi sesuai patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation) Kemampuan untuk bereksperimen,untuk "bermain" dengan konsep-konsep. Apabila seseorang memiliki ketika ciri ini amaka kesehatan psikologisnya sangat baik. Orang tersebut akan dapat berfungsi sepenuhnya dan menghadilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif apabila kondisi lingkungan mendukung. Ketiga ciri atau kondisi tersebut juga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk berkreasi (Utami Munandar,1999). Teori Czkisenmihalyi Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah predisposisi genetis (genetic predisposition). Contoh seseorang yang sistem sensorinya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik Minat pada usia dini pada ranah tertentu.Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas. Akses terhadap suatu bidang (access to adomain) Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati, sangat membantu pengembangan bakat. d) Access to a field Kemampuan komunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat dan tokoh-tokoh penting dalam bidang yang di geluti, diperoleh infirmasi yang terakhir pendapatkan kesempatan berkerja sama dengan pakar-pakr dalam bidang yang diminati, sangat penting untuk pendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang-orang penting. e) Orang-orang kreatif di tandai adanya kemampuan mereka yang kuar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setuap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapai tujuannya. (Utami Munandar, 1999). DAFTAR PUSTAKA Dr.A.M. Heru Basuki,MPsi. Kreativitas, Keberbakatan Intelektual dan Faktor-Faktor Pendukung dalam Pengembangannya. Depok.